viewers

Friday, October 28, 2011

Inilah Aku : Jujur Dalam Berkata-kata



Yes. I am kinda an outspoken person. I guess. I really thought it's what we called as honest. But yeah, it could be the same. You see, the point is, I said what I meant. But it doesn't mean that I have to say everything.

Kadang-kadang saya sendiri sedar. Kata-kata saya terlalu lurus. Saya kata Ya atau Tidak dengan jelas tanpa selindung. Saya tak akan kata Ok kalau saya tak rasa sesuatu itu Ok. Saya akan kata Ok kalau saya rasa Ok. Atau Tak Ok kalau saya rasa sesuatu itu Tak Ok. Terutamanya bila ditanya, saya beranggapan mereka bertanya sejujurnya dan bukan mengharap saya berkata sebaliknya atau sekadar menyedapkan hati mereka.

"Jujur pun perlu bertempat", kata seorang kenalan. Dia bilang kita kena pandai bermanis mulut. Biarpun jelek, katakan sahaja cantik. Aduhnya, saya tak pandai bermain kata. Kalau ditanya, saya jawablah apa yang terlintas. Kalau tak enak barangkali untuk didengar, saya cuma letak beralas. Kerana saya percaya, bukan isi yang jadi perhatian, cuma cara yang kadangnya melukakan. Saya, sebaiknya cuba berlembut. Kata yang salah tak boleh saya katakan benar. Cuma bila ditanya, sekali lagi saya menyusun ayat berkata semolek-molek mungkin. Biar maksudnya tepat, caranya hemat.

Kalau tidak ditanya, masakan saya berhabis air liur menempelak orang. Baik sahaja saya mengulum senyum. Diam, tapi faham. Iyalah, tak ramai sudi ditegur. Kalau salah caranya bermusuh sehabis masa. Tapi kalau sudah lama dipendam, esok lusa saya menghambur. Sikit-sikit kritikan tertabur. Mulalah, masing-masing menawarkan kelat di hati. Cara saya, katalah sebetulnya yang kita rasa. Berlaku jujur lebih lagi kepada diri sendiri. Tapi sentiasalah bijak menutur kata. Jangan semua ingin mencerca. Gunalah sinis dan sindir sebagai bahasa. Biar cukup semua rasa.

Teman kata kita kena bermanis mulut. Saya kira bukan pada tipu kata-kata, tetapi helah dalam bersuara. Tipsnya, hadirkan senyum dalam muka. Elak kata-kata menjadi peluru tak bermata. Sekadar menembak tak tentu hala. Nada disusun merendah sentiasa. Sematkan ilmu dalam isinya.

Betul, saya tak pandai mengolah bicara. Kadang-kadang telus saya menjadi salah. Mereka terasa di lubuk raga. Saya juga rasa bersalah. Tak bijak bermanis kata. Jadi hari ini, untuk semua, saya pohonkan rasa rendah jiwa. Mohon ampun, maaf dipinta. Saya harap bila saya berkata-kata, jujur saya tak disalah sangka. Lawak saya tak dibezakan makna. Sinis saya tak memakan jiwa. Sindir saya tak menikam jiwa.

Saya benar-benar minta maaf. Hendaknya, kita berkata benar. Bijak dan benar. Bukan benar semata-mata. Dan saya sedar, kadang kala emosi saya seperti musim yang tak menentu. Andai bicara saya menjadi kilat yang membelah bumi rasa, maafkanlah saya. Mungkin juga, lama sangat 'cara' anda beruntaian di kotak minda saya, hingga gunung berapi meletus bukan dengan bijak. Maaf.

Hate me. For the truth that I kept saying and honesty that you can't tolerate. Hate me. And tell everyone else to hate me. Ask everyone to take their turns to hate me. Because I know that you never knew when it's your turn to be hated. 

p/s:
Bila berkata yang kurang elok tentang hari ini. Lupakan ia untuk hari esok.

2 comments:

Anonymous said...

kata kata itu ibarat bilahan pedang, sangat tajam utk di tusuk..kata kata yg baik pasti mengharumi jiwa sedangkan kata kata pahit terus menikam di kalbu ! maka itu,berkatalah baik2 sahaja..dan juga berkata lah benar walau ia cukup siksa utk di lafazkan.

mic in my earphones said...

thanks anom.

kalau tak baik tp bnar? atau baik tp salah. mna yg lebih bik dituturkn?

::shout box!::

"masing-masing Kami anugerahkan mereka itu dan mereka ini pun dengan pemberian Tuhanmu. Pemberian Tuhanmu tiada terlarang (kepada sesiapa jua pun)"