Sekejap sahaja lagi,
Bulan masih menimba di perigi,
Airnya jernih bayang tak pergi,
Tebingnya tinggi, tak bergigi.
Untuk apa lagi?
Seringkali kita asyik berbunyi,
Malam kesit kita bernyanyi,
Dan hujan masih sunyi.
Ke mana perginya mentari?
Dalam ufuk dia berlari,
Bersembunyi di celah mega menari,
Tinggal malam berhari-hari.
Ada ilham yang menghuni hati,
Ambilkan kata susunkan puisi,
Biarkan terluah nan di sanubari,
Biarkan sahaja mereka mengerti.
Malam ini bermimpi lagi,
Berkali-kali setiap hari,
Terjaga bagai terlihat mati,
Terimbau bagai menatap sang peri.
Aduh, suara sama lagi!
Bisingnya membingit tepi,
Lantangnya panah berduri,
Apa tertimpa pasti berdiri.
Kadang malas berbicara lagi,
Apa dibuat semuanya tak jadi,
Ke rusuk kanan atau pun kiri,
Baring tertiarap pun tak menjadi.
Alahai, kotak hati!
Cukup-cukuplah mencari,
Sudah lengkap kita sehati,
Mari lena, dan biarkan insomnia berhenti.
Hanam Hamid
1212am
22082013
No comments:
Post a Comment